Rabu, 27 Februari 2013

Pemimpi (belum) mati

"Pada awalnya, seorang pemimpi akan dianggap sebagai orang gila, namun ketika para pemimpi itu mampu mewujudkan mimpi-mimpinya celotehan-celotehan tidak enak yang pernah dilontarkan kepadanya akan terbungkam dengan sendirinya."

Bagi saya, mimpi adalah sebuah harapan. dia seperti nafas dalam tubuh. dia seperti detak jantung. dia seperti nyawa dalam kehidupan. terkadang, tanpa mimpi saya tidak pernah bisa memberi arti kehidupan. jadi saya putuskan untuk terus bermimpi(berharap). walaupun terkadang, dengan memegangi mimpi, kita justru akan memiliki sisi pandang yang berbeda dari kebanyakan orang. dan saya sadar, tidak semua orang suka memahami ini.

Selain itu, dalam perjalanannya, akan ada saat-saat ketika mimpi kita terasa sangat jauh dari jangkauan. seperti kemarin. saat saya merasa lelah dan ingin menyerah. namun tiba-tiba saja Allah membukakan pintu-pintu kemudahan. Allah membukakan pintu-pintu kemudahan melalui teman lama saya. dari dia saya bisa berada di suatu malam yang penuh dengan orang-orang hebat, salah satunya ahmad tohari-penulis ronggeng dukuh paruk. saya memang tidak membaca novelnya, namun saya melihat karyanya ketika difilmkan. dan menurut saya, jalan ceritanya sangat bagus. terlepas ini adalah karya sastra yang memungkinkan banyak imajinasi yang lebih dominan berperan, bisa jadi, ini adalah semacam model yang selama ini dicari-cari sejarahwan , dimana grand narasi dalam karya itu adalah tentang peristiwa 1965 di jadikan setting sedangkan tokoh utama yang hendak diceritakan adalah seorang ronggeng. model seperti ini memungkinkan sejarah memberi ruang kepada masa lalu orang-orang biasa untuk diangkat ke permukaan, namun tentu saja dalam menulis sejarah berbeda dengan menulis karya sastra dimana dalam menulis sejarah tentu saja harus mengedepankan fakta.

Kembali pada masalah mimpi. malam itu seperti memberi sebuah nafas baru dalam hidup saya. di belahan dunia ini, barangkali memang ada orang-orang yang berusaha membangun mimpinya. kemudian mimpinya lah yang membuat orang menjadi besar. dan dari orang-orang besar itu saya belajar bahwa, ketika mereka membangun mimpi-mimpi itu, they just do it. mereka hanya suka melakukannya. bukan masalah kesuksesan yang ada di otak mereka, namun bagaimana mereka tetap istiqomah dalam mencintai mimpinya, berjalan di track-nya hingga akhirnya sebuah mimpi dapat diterima masyarakat dengan sendirinya. saya merasa malu sekali, Allah memang telah memberikan kita bakat. tetapi, kadangkala bakat tersebut justru membuat kita terlalu ambisius. kita jadi lupa untuk berbuat ikhlas, bahkan untuk membangun mimpi kita sendiri.

Anyway, ada perkataan teman lama saya kemudian sedikit menohok saya, "Sebenarnya Allah sudah membukakan pintu-pintu untuk mencapai mimpimu itu lho mbk..tinggal mbak rika saja...." semalaman saya merenungi kata-kata ini, mengingat malam itu yang seperti de Javu 2 tahun lalu dan memang jika diingat-ingat perjalanan hidup saya seperti kepingan puzzle yang tersebar dimana-mana. saya harus memungutnya satu per satu untuk menjadikannya satu. untuk menjadikannya satu tema yang utuh.

Dan saya hanya bisa berterimakasih kepada Allah yang mengirimkan saya sahabat-sahabat seperti ini....saya menjadi semakin yakin, saya masih mempunyai separuh, seperempat, atau berapapun perjalanan untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya. saya masih punya mimpi. saya percaya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semangat