Jumat, 18 November 2011

tentang ikhlas yang perlu kau tahu

suatu ketika, saat saya dan teman saya menyambangi sebuah rumah makan di daerah Jogjakarta, seorang lelaki tua menghampiri kami. raut mukanya menunjukkan keramahan. sambil memberikan senyumnya, ia duduk di kursi tepat di depan saya. lelaki tua yang ternyata merupakan pemilik cafe ini kemudian terlibat percakapan ringan dengan kami. jujur, bapak ini sempat membuat saya tercengang. bagaimana tidak. beberapa alur hidup saya yang telah lalu mampu ditebaknya dengan benar. tidak hanya sampai disitu, bapak itu sempat meramalkan masa depan saya. dan lagi-lagi beliau membuat saya kaget. dia berujar bahwa saya tidak pernah mendapatkan apa yang saya inginkan...

perkataan itu sempat membuat iman saya bergolak. Ya Rabbi, bagaimana mungkin saya yang sebelumnya sedikitpun tentang ramalan di hadapkan degan hal seperti ini. jika saya percaya, konsekuensinya sangat jelas. tentu saja Engkau akan murka terhadap hambamu ini. tapi, disisi lain tebakannya benar. saat itu memang saya akui kebimbangan terus menggelayuti langkah saya.

tetapi dengan bekal hanya percaya terhadap ilahi saja, saya lupakan perkataan bapak itu. ilmu apapun yang dia punyai, saya lebih yakin terhadap kuasa ilahi. dan hal ini membuat saya semakin yakin, langkah saya akan tetap berarti. waktu yang terus berjalan dan tak bisa saya hentikan ketika saya merasa saya berada dalam dunia yang tidak saya inginkan, memaksa saya untuk berusaha melepaskan diri dari keruwetan tanpa harus memberi jeda untuk berhenti sebetar. tanpa harus saya mengeluh.

Dan memang harus disadari, tidak hanya saya, bahkan setiap orang tidak semua keinginannya dapat terwujud. bagi saya, ketika beberapa keinginan saya tidak dapat saya gapai, justru saya bersyukur karena itu berarti Allah menghendaki yang lain, yang lebih baik dari keinginan kita tentunya. Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan, tetapi Allah menmberi apapun yang kita butuhkan. kita hanya perlu belajar mengikhlaskan keinginan kita yang tidak dikabulkan Allah, kita hanya perlu bersabar. yang kita butuhkan terkadang memang kita lupakan. Tetapi sedikitpun Allah tak pernah lalai dengan apapun yang kita butuhkan. Jadi, bagaimana jika saya mengusulkan, pasrahkan saja semuanya kepada Allah. biarkan Allah menjadikan hidup kita lebih berarti tanpa kita mendikteNYA. pasrakan semuanya, ikhlaskan jalan yang telah dipilihkannya, ikhlaskan setiap peluh yaang mengalir saat kita meniti jalanNYa. ikhlaskan semua air mata yang mengalir ketika kita belum mengerti, bahkan terlalu sulit untuk mengerti. karena satu hal yang pasti Allah telah mengatur semuanya dengan sangat sempurna, bahkan tanpa kita sadari...jadi, mulailah untuk tersenyum karena Allah selalu membersamai kita...

Sabtu, 05 Maret 2011

seperti apa adanya, hidup yang lebih hidup...

Setelah rasa yang mampu membuatku kembali merasa. Kini saatnya aku mulai membuka duniaku kembali. Menghidupkan jiwaku yang sempat mati. Bersyukur dengan semuanya. Baik yang tergenggam maupun yang terlepas. Rasanya aku tidak pernah merasa sedamai ini.

Aku bersyukur aku diberikan waktu untuk melakukan perenungan. Untuk menemukan jiwaku didalam jiwaku. Untuk selalu mempertanyakan kepada diriku sendiri tentang semuanya. Ya, aku tahu sekarang materi tidak akan memdamaikanku. Hanya saja, ketika kau menyatukan jiwamu, menyerahkan sepenuhnya kepada tuhanmu, kau akan merasakan hidup yang lebih hidup. Seperti itulah aku sekarang, menyerahkan semuanya kepada Rabbku.

Bukan berarti ini aku pasrah tanpa melakukan apapun. Namun, aku menyerahkan mimpiku kepadaNYa dulu sebelum aku memperjuangkan mati-matian. Dan jika semuanya tidak berjalan sesuai dengan keinginanku, aku tak mampu marah. Aku yakin DIA memilihkan jalan yang terbaik, karena dialah perencana terbaik.

Kau tahu, yang membuatku terus berjalan, yang membuatku terus berusaha walaupun kerap dipandang sebelah mata hanyalah dia, Rabbku. Aku menemukanNYA saat aku aku tak punya apa-apa. Dan tiba-tiba saja hidupku berubah. Aku tersentak, aku sadar ketakutanku tak beralasan. Bagaimana mungkin aku takut, sementara DIA selalu disampingku?bagaimana mungkin aku bersedih dengan semua yang terlepas, saat DIA mempunyai rencana yang lebih indah untukku?

Itulah aku sekarang, apapun yang telah tertoreh kemarin, yang terlewat ataupun yang kuraih, hidup seperti apa adanya, membuat hidupku sekarang lebih hidup….semangat kawan!

Jumat, 04 Maret 2011

prolog rasa

Tidak tahu bagaimana semua ini bermula, tetapi yang seperti yang kusadari sekarang, tiba-tiba saja aku sudah berada di dalam dimensi ini. Langkahku terhenti sebentar, aku lunglai. Tak mampu berbicara. Dan parahnya, otakku seketika beku saat harus mendefinisikannya.

Baru kali ini akalku tak sanggup menebak apa yang ada dalam fikiran seseorang. Baru kali ini aku merasa sangat ketakutan melihat diriku didalam diri orang lain, seperti mlihatku di cermin. Baru kali ini, hati dan logikaku berbanding lurus mengiyakan. Namun, baru kali ini pula tak ada keinginan untuk mengusiknya. Ini sangat aneh. Aku membiarkan rasa ini bebas menari-nari. Namun terkadang aku harus mengekangnya karena aku tak ingin membiarkannya tumbuh liar. Karena Aku sudah berjanji untuk menjaga hatiku hanya untuk seseorang yang namanya telah ditulis dalam lauhul mahfuz. Siapapun dia nanti.

Dan kau begitu “putih” untuk sekedar kutatap, untuk mungkin sekedar aku mengungkap.

Ah sudahlah…barangkali memang aku hanya ingin mensyukuri kehadiranmu, mensyukuri hatiku yang tidak lagi mati. Mensyukuri bahwa aku manusia beruntung yang masih bisa merasakan cinta. Terimakasih ya Rabb…

Kamis, 17 Februari 2011

Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya....
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu....
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri


* ) anonim

hanya satu jam, mimpi itu mengurai dengan sendirinya. melepaskan ikatan-ikatan yang beberapa waktu lalu sempat menghimpitku, sakit!
ya, hidup memang seperti ini. terkadang kita harus mengalah. dan mereka, aku tahu mereka mengira aku telah kalah.

kota roma tidak dibangun dalam satu malam bung! dan jalan menuju roma, kita tahu tidak hanya ada satu jalan, darimanapun kita bisa sampai roma, hanya karena bumi diciptakan bulat. itulah mengapa aku begitu berani melepaskan mimpi yang satu ini. aku sangat percaya, kesuksesan tidak akan tercapai hanya dalam semalam. dan setiap orang punya standarisasi kesuksesan mereka sendiri.

karena aku wanita, angan tentang kesuksesanku mungkin lebih sederhana dibandingkan dengan mereka. aku hanya ingin menikmati pendidikan untuk anakku nanti. aku hanya ingin sebentar mengintip dunia luar, bukan untuk aku nikmati, tapi untuk cerita anakku nanti, aku hanya ingin menjaga tubuhku dari nikotin, alkohol, bahkan sabu agar rahimku, tempat anaku tumbuh nanti bersih. ya, aku tidak menuntut apapun dari diriku, kecuali untuk anakku nanti.

tidak peduli dengan wanita jaman sekarang yang menelan mentah-mentah feminisme barat hingga menjajarkan diri mereka sama dengan pria, aku tetap menghargai diriku sendiri sebagai "seorang wanita" dan aku sama sekali tak ingin disejajarkan dengan pria.

bagiku, ketika wanita disejajarkan dengan pria, yang terjadi bukan emansipasi wanita namun "eman-eman si wanita"!

baasyir, Tan Malaka

Sepanjang Perjalanan Republik ini, bukan hal yang aneh ketika republic ini diguncang dengan istilah kudeta. Bentuk Negara Republik yang dulu dianggap pendiri bangsa sebagai jalan tengah untuk menjembatani perbedaan warganya yang multicultural, ternyata belum bisa benar-benar mendamaikan. disadari memang untuk menyatukan pendapat dari beberapa golongan adalah tidak mudah. Sepanjang perjalanan nya, republic kerap diguncang kudeta. Entah itu dari kaum agamis, atau komunis. kaum komunis yang Menggunakan massa sebagai pondasi, beberapa kali mengguncang republic. Pemberontakan komunis terakhir terjadi di tahun 1965. Selepas tahun itu, komunis bubar, atau lebih tepatnya dibubarkan pemerintah! disisi lain, kaum agamis tak mau kalah, Masih ingat pemberontakan DI/TI yang ingin mengganti bentuk Negara menjadi Negara Islam, kini gerakan-gerakan mengatasnamakan Negara Islam mulai bermunculan dengan nama baru. Maka, tidak menjadi dipersalahkan, ketika ada gerakan bawah tanah yang berusaha mengguncang kedaulatan NKRI, kaum agamis dicurigai. Karena, komunis telah diyakini lenyap dari bumi pertiwi.
Lalu, bagaimana Baasyir bisa saya katakan sebagai reinkarnasi Tan Malaka? Bagaimana bisa baasyir yang mempunyai garis islam keras disejajarkan dengan Tan Malaka, yang notebene komunis. Bagaimana bisa kaum agamis disejajarkan dengan kaum yang tidak mengenal Tuhan?
Beberapa waktu yang lalu, media massa santer membicarakan tertangkapnya Baasyir. Baasyir ditangkap, diduga menjadi dalang di balik isu Terorisme yang beberapa tahun memang mengahantui publik. Penangkapan Baasyir bukanlah kali yang pertama, pada tahun 2002, kyai ponpes ngruki ini pernah ditangkap dengan tuduhan yang sama. Namun, akhirnya, Baasyir dilepas karena dugaan polisi tidak terbukti. Begitu juga dengan penangkapan baasyir yang kedua, polri tidak mempunyai bukti yang cukup akurat untuk menjerat baasyir dengan tuduhan otak terorisme. Lalu bagaimana denganTan Malaka? Sedikit menoleh kebelakang, tokoh sayap kiri ini pernah juga dituduh sebagai otak yang membidani kudeta 3 Juli 1946, dengan menculik perdana menteri Sjahrir. Beberapa tahun setelah penahanannya Pemerintah tak punya cukup bukti untuk membuktikan keterlibatannya. Sampai Tan Malaka dinyatakan mati atau hilang, Ia tak pernah diadili.
Penangkapan baasyir di Jawa Barat, penahanan Tan Malaka beberapa tahun silam mencetuskan banyak pertanyaan. Apakah memang birokrat bersikukuh ingin membuktikan keterlibatan kedua tokoh itu dalam beberapa serentetan isu kudeta yang muncul, atau justru kedua tokoh itu hanya dijadikan sebagai tumbal. Birokrat, butuh nama untuk bertanggung jawab atas permasalahan yang dapat menggerogoti persatuan dan kesatuan NKRI ini.