Senin, 30 Januari 2012

menangkan hari ini saja!

Masih hitam . Semuanya masih samar-samar. Keraguan masih saja menyusup di setiap mimpi yang sudah pasti. Tapi, aku tidak akan pernah mau menghentikan langkah, menyengaja untuk menyerah. Kata orang bijak, hidup memang penuh dengan ketidakpastian. Ada saatnya kita menjadi pecundang dalam hidup kita sendiri. tapi yang terpenting adalah kita masih diberi kesempatan untuk memenangkan hari ini.

Ya, menangkanlah hari ini saja. Menangkan atas diri kita sendiri. Berikan perbaikan-perbaikan, lakukan perubahan walau kecil. Kemudian berikan reward kepada diri kita sendiri, tersenyumlah.

Aku tidak pernah mau menyerah. Aku tidak mau takluk dengan kehidupanku sendiri.

“Allah tidak akan mengubah kedudukan suatu kaum kecuali dia mau merubahnya sendiri.”

Begitulah, seperti umat Muhammad yang lain, aku begitu percaya kalau janji allah itu pasti dan nyata. Makanya, aku tidak ingin kalah. Karena aku punya keyakinan. aku bersyukur dengan keadaan yang masih sering memaksaku untuk bertahan bahkan melawan. Kalau tidak begitu, bisa jadi aku nanti tidak lebih baik dari sekarang.

Dan aku masih begitu angkuh untuk menelanjangi hari-hari sendirian. Bukannya aku tidak membutuhkan seorang “teman”, tapi yang kubutuhkan sekarang hanyalah sekadar tempaan.

Sabtu, 21 Januari 2012

Dan Kau memberiku ruang ini

Rasanya aneh ketika Kau membantuku keluar dari rasa takut. Seperti lahir kembali. Seperti masa lalu hanyalah sebuah waktu yang terentang , yang hanya bisa dijadikan pelajaran.

Kini saat aku mampu keluar dari rasa takut itu, setiap hari Kau mengaajariku tawa dalam dunia yang sangat sederhana ini. Dunia yang jauh dari intrik-intrik yang memusingkan. Kau mengajariku tawa melalui setiap sorot tatapan mereka, yang masih belum mengerti, yang masih begitu jujur untuk menjalani setiap hela nafas yang Kau berikan. Dan merekalah yang memang memberiku kekuatan, membuatku bertahan disini walaupun egoku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini.

Aku yakin. Melalui ruang ini Kau hanya ingin mengertikanku. Mengajariku untuk memahami hal-hal yang besar dalam kehidupan yang kecil. Mengajariku tentang hidup yang tidak perlu ditakuti.

Ruang ini yang membuatku kembali bersemangat. Kembali membuatku tersadar, bahwa hidup bukanlah melulu tentang terjebak dalam penantian, bersembunyi dari kemungkinan-kemungkinan yang menakutkan. Tidak, hidup bukanlah untuk rasa takut. Tapi yang namanya hidup adalah untuk menikmati setiap jengkal perjuangan untuk hari yang lebih baik dari sebelumnya!

DEPOK, 10 Okt 11

sepotong roti di selasa sore ini

depok-13 des 2010-

kadangkala terlalu rumit untuk diungkapkan apa yang kita rasakan. bahkan hanya rumit. bukan berat. kadangkala di kehidupan yang nyata. kebenaran, keadilan, tidak benar-benar ditegakkan. hanya kadangkala, tidak selalu, mata kita dipaksa terbuka menyaksikan kejanggalan, melihat ketidakadilan. tapi, kita tidak benar-benar bisa berbuat apapun.

nurani sudah pasti berkecamuk. tapi apa daya, saat kita melawanpun, kita hanyalah manusia yang kerdil. yang tidak mempunyai kekuatan. parahnya lagi, kita sudah berada dalam sistem yang jelas-jelas ingin kita rubah itu.

tapi, itulah kehidupan yang sebenarnya. dimana yang benar bisa saja terlihat salah. dan yang salah bisa menjadi benar. dan kita hanyalah manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan. lalu, pantaskah kita menilai orang lain, bahkan menjudge orang lain salah? kita memang bukan siapa-siapa dihadapan orang lain. dan seringklali, penilaian orang lain membuat kita serba salah. tapi, dihadapan tuhan----meminjam istilah syahrini----kita adalah "sesuatu"

jadi, pantaskah kita memusingkan penilaian orang terhadap diri kita? bukankah mereka hanya bisa menilai kita di hari ini saja, bahkan menit ini, bahkan detik ini saja? bukankah mereka tidak benar-benar tahu mengapa, kenapa, dan bagaimana....tapi sekali lagi, Tuhan tidak tidur. Dia lah yang pantas memberi nilai kepada kita. cukuplah perbaikan untuk diri sendiri.

teruskan langkah. karena di tiap jejak kaki kita tersimpan hikmah dari Tuhan.

Peduli apa aku, Tuhan?

Bingung. rasa yang berkecamuk. alur pikir yang carut marut. mimpi yang semakin semerawut. ah....kadangkala ingin sekali menghentikan jejak-jejak kaki ini. kembali dalam lindungan ayah. bersemayam dalam dekap kasih ibunda. tentu saja, kalau hal itu aku lakukan aku tak perlu berjalan disini sendirian.

Seringkali aku harus tersenyum getir mengatakan pilihanku ini. aku tau, pilihanku ini terkadang membuat orang memandang sebelah mata. aku memang berbeda dengan aku setahun yang lalu. bahkan mungkin aku kini pantas untuk dilupakan. tapi peduli apa aku dengan semua itu Tuhan? saat aku memilih langkah ini, Kau yang lebih tahu tentang semuanya. dan mungkin....sebagian dari mereka kemudian tertawa dengan pilihanku ini.

Peduli apa aku Tuhan dengan perspektif mereka. aku hanya ingin lantang menghadapi kehidupan. berusaha dengan kedua tanganku. berdiri dengan kedua kakiku, sendiri.

Aku memang masih sering ketakutan memandang aku berada di jalan setapak ini. apakah mungkin jalan ini akan ada ujungnya? atau aku hanya berlari kecil, kemudian berjalan pelan lagi. atau bahkan aku harus berputar arah, bahkan berbalik haluan?

Memejamkan mata. mencoba merasai dengan hati. ada beberapa jalan di kehidupan yang tak pernah dapat dijangkau dengan akal pikir manusia. kita hanya menjalani. selebihnya, kejutan-kejutan itu datangnya dari Sang penebar karunia.

Biarkan saja mereka berprasangka. biarkan saja mereka tertawa. tapi jangan pernah biarkan mereka mempengaruhi langkah kecil ini. aku hanya percaya, suatu saat aku akan sangat mensyukuri langkah ini, sebuah pilihan kecil yang banyak memberikan perubahan pada hidupku.

Dan Tuhan, Kau memang yang lebih tahu tentang langkah-langkah kecil ini.