Jumat, 14 September 2012

Tentang saya, Jogja, masalalu dan masa kini

“ Saya percaya, saya tidak mampu merubah masalalu untuk merubah kehidupan di hari ini, tapi saya mampu merubah hari ini, untuk kehidupan di masa depan,”

Ini adalah sebuah pilihan, tapi kebanyakan orang bilang ini hanya berbicara tentang mimpi-harapan-masadepan-. Sebuah mimpi yang tidak semua orang menyetujui, sebuah harapan tentang doa yang terkabulkan dan sebuah masa depan yang sedang berusaha dibangun di kota ini. Tapi ini adalah pilihan yang mungkin terlihat tidak sempurna dengan pengharapan banyak orang .

Tapi, entah kenapa disetiap pagi sekarang, ada perasaan bahagia yang menyusup di benak saya. Saya sedang merasa hidup ini begitu lengkap. Saya begitu menyukai kota ini, sebuah perasaan yang kontras dengan perasaan saya terhadap kota ini dua tahun silam. Saya suka dengan cuacanya, saya suka dengan macetnya jalan malioboro, saya suka dengan tingkah polah masyarakatnya yang mungkin sedikit nyleneh. Dan yang paling menggemparkan, saya sekarang begitu menyukai geliat seni yang berkembang dikota ini, padahal dulu, seni membuat saya serasa ingin mati. Dulu, setiap jengkal langkah dikota ini rasanya menyebalkan. Tapi sekarang, saya begitu menikmati setiap jengkal langkah saya disini—sambil sesekali merindukan masa dua tahun silam. Yah saya menyadari bahwa tidak semua hal dapat dikembalikan seperti sedia kala. Tapi, apakah saya sedang menyesali masa lalu kawan? Tidak…saya tidak sedang menyesal , karena saya lebih memilih untuk mensyukuri waktu-waktu 2 tahun silam itu, karena disana jiwa saya digembleng habis-habisan, karena disana saya belajar untuk menjadi seseorang yang tidak mudah takut, karena disana saya diajari bagaimana berkawan dengan waktu agar kita tidak digilas oleh waktu itu sendiri. Karena disana saya diajari untuk lebih peka terhadap orang lain…karena disana saya belajar bahwa Allah, mudah sekali mengabulkan mimpi , hanya saja, tidak semua mimpi berjalan mulus begitu saja. Kita sendiri yang harus menjaga momentum agar mimpi tidak lantas hancur berantakan.

Dan saya memang harus berterimakasih kepada Jogja, yang kemudian masih memberikan saya kesempatan saya untuk membangun lagi sebuah mimpi disini….dan saya “nrimo” dengan setiap pagi yang baru disini, setiap pagi yang berbeda dengan masa 2 tahun lalu, karena ini juga merupakan salah satu mimpi saya yang sempat tertunda, sebuah mimpi yang akan membuat masa depan saya lebih berarti, mungkin.

2 komentar:

  1. Rika enak sekali bisa tinggal di jogja, kota yg mb son impikan dan idam2kan utk jadi tempat tinggal..

    Jogja itu sangat eksotis. Kota yg penuh cerita...

    btw, themes nya RIka yg ini kombinasi dari warna putih dan orange, bikin tulisan yang di dalam kotak ga kelihatan, dek. ada berapa yg uda komentar, diposting tgl berapa ga kelihatan,,

    BalasHapus
  2. alhamdulillah mbk...iya...aku juga bermimpi dapat menetap disni..tapi dont know lah ya,,hehehehe

    yg mana to mbk yang nggak kelihatan, maklum, keamatiranku belum hilang2 juga ni..hehehe

    BalasHapus

semangat